Menafsir 2012
Berbagai bencana yang melahirkan ketakutan telah mengurung kehidupan zaman ini. Penafsiran Hollywood tentang 21 Desember 2012 dalam film 2012, melengkapi gambaran ketakutan akan bencana ”akhir zaman” yang ditulis di berbagai buku.
Oleh MARIA HARTININGSIH
Dalam informasi produksi 2012 disebutkan beberapa buku itu, antara lain Apocalypse 2012: An Investigation into Civilization’s End karya Lawrence E Joseph, dan Maya Cosmogenesis 2012: The True Meaning of the Maya Calender End-Date karya John Mayor Jenkins, peneliti kosmologi Maya Kuno.
Tanpa dasar ilmiah
Dalam perhitungan astronomi, tidak ada satu pun peristiwa besar terjadi pada tanggal 21/12/12, begitu ditegaskan Clara Yono Yatini, Ketua Bidang Matahari dan Antariksa, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). ”Memang tahun itu diprediksi merupakan puncak aktivitas Matahari walaupun melihat perkembangan perilaku Matahari sekarang, prediksi bergeser ke tahun 2013. Tapi mengatakan pada tanggal 21/12/12, perilaku Matahari akan menyebabkan kiamat, itu jelas tak punya dasar ilmiah,” tandas Clara.
Tentang prediksi fenomena badai Matahari, ia mengatakan, ”Badai Matahari tak bisa diprediksi jauh hari sebelumnya. Belum ada ahli yang bisa melakukannya.”
Menurut Clara, badai Matahari terjadi bila ada kondisi aktivitas medan magnet tertentu yang bisa mengakibatkan ledakan di Matahari. Kondisi itu bisa diperkirakan dengan mengamati daerah permukaan Matahari yang biasanya ditandai dengan munculnya bintik Matahari. ”Bintik sudah mulai ada, tetapi sedikit dan daerahnya kecil. Kelihatannya tak akan terjadi ledakan besar,” ujar Clara sambil menambahkan, gangguan cuaca Matahari tersebut tidak akan memengaruhi medan magnet Bumi.
Namun, secara pribadi, ia menyatakan, badai antariksa memang harus diwaspadai, terutama oleh pihak-pihak yang sangat tergantung pada teknologi antariksa, seperti satelit, sistem kelistrikan, dan lain-lain. ”Lapan terus memantau kondisi Matahari agar dapat memberi peringatan dini bila terjadi badai Matahari,” kata Clara.
”Banyak buku tentang 2012 yang membingungkan,” ujar Al Falaq Arsendatama, ahli teknologi informasi lulusan University of Technologi Sydney, Australia, yang mengeksplorasi hal-hal terkait kesadaran manusia di dalam alam semesta.
”Apa yang akan terjadi tetap menjadi rahasia semesta,” sambung Al. ”Bangsa Maya mengakhiri kalender Matahari mereka tahun 2012. Ini bisa diartikan sebagai akhir siklus lama, bukan tanda akhir zaman. Pilihan memasuki siklus baru ada di tangan kita.”
Namun, masa transisi ini penuh gejolak. Ketakutan-ketakutan rekaan mengungkung manusia dalam kegelapan yang makin pekat, khususnya takut akan kekurangan dan kehilangan kekuasaan. Perang, korupsi, kebohongan, dan keserakahan bisa dibaca sebagai manifestasinya.
Menurut Al, transformasi kesadaran tak perlu menunggu sampai tahun 2012. ”The time as always, is now,” tuturnya.
Sumber: Kompas, Minggu, 15 November 2009
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda