SLR Digital Camera
Lumix L1 dan Fotografi Digital
Category: Computers & Electronics
Product Type: Digital Cameras
Manufacturer: Panasonic
Peluncuran kamera digital single lens reflex atau SLR pertama dari perusahaan Panasonic, yaitu Lumix L1, pada pertengahan Juli 2006 lalu bisa dilihat dari banyak sisi.
Sisi paling menonjol adalah realitas munculnya nama-nama baru dalam dunia fotografi.
Sekitar sepuluh tahun yang lalu, kita sama sekali tidak menganggap Panasonic sebagai perusahaan fotografi. Ia lebih dikenal sebagai perusahaan elektronik yang menghasilkan aneka produk.
Sepuluh tahun pula, perusahaan Sony cuma dikenal dengan inovasinya membuat Mavica (Magnetic Video Camera), sebuah percobaan kamera elektronik. Saat itu Sony dengan Mavica-nya belum bisa disebut perusahaan fotografi.
Akan tetapi, saat ini nama Panasonic, dan juga Sony, berdiri sejajar dengan nama Nikon dan Canon yang sudah berkibar sejak dulu di dunia fotografi. Ini bisa terlaksana karena modal utama fotografi digital memang berupa rangkaian dan sistem elektronik yang sempurna, Panasonic dan juga Sony bisa merambah ke dunia ini dengan merangkul pembuat lensa dari perusahaan lain.
Sebagai catatan, Sony telah meluncurkan kamera SLR digitalnya yang pertama, Alpha 100, awal Juni 2006 lalu, sedang Panasonic meluncurkan produk serupa, Lumix L1, pada 18 Juli.
Sisi kedua dari peluncuran Lumix L1 adalah realitas betapa cepatnya perkembangan dalam dunia fotografi digital. Pada tahun 1997, atau hampir sepuluh tahun yang lalu, masih belum ada "pemain" signifikan dalam dunia fotografi digital. Pada akhir tahun 1997 pun kamera digital profesional terbaik yang ada di pasaran bukanlah buatan Canon atau Nikon, melainkan buatan Kodak dengan mengutak-atik badan kamera dari Nikon dan Canon. Kantor berita Associated Press juga melakukan hal yang sama.
Sampai akhir tahun 1997, kamera digital profesional terbaik yang ada di pasaran mempunyai kemampuan rekam hanya 1 megapiksel walau harganya sekitar 15.000 dollar AS. Itu adalah harga kamera saja (body only), tanpa lensa.
Peluncuran Lumix L1 yang berkemampuan rekam 7,5 megapiksel adalah pada zaman di mana harga kamera digital sekitar 100 dollar AS per megapikselnya alias seperseratus lima puluh dari sembilan tahun sebelumnya.
Sedangkan sisi paling menonjol pada peluncuran Lumix L1 adalah realitas bahwa fotografi digital memang kerja sama dua macam keahlian: keahlian elektronik dan keahlian optik. Lihatlah Panasonic yang menggandeng Leica dan Olympus untuk membuatkan lensa baginya. Lihatlah Sony yang memakai Minolta untuk lensa kamera SLR-nya.
Akhirnya, perusahaan-perusahaan fotografi di masa film, kalau tidak bisa merangkul sebuah perusahaan elektronik, sulit untuk bisa masuk ke dunia fotografi digital. Demikian pula sebaliknya, perusahaan-perusahaan optik harus merangkul perusahaan elektronik untuk tetap bisa eksis.
Perusahaan kamera Leica sudah merancangkan lensa dengan OIS (Optical Image Stabilizer) untuk Panasonic. Leica yang sangat piawai di zaman fotografi film, bisa tetap melangkah tegak di era digital karena bekerja sama dengan Panasonic.
Dan last but not least, kemampuan rekam Lumix L1 yang "hanya" 7,5 megapiksel, sementara pendahulu-pendahulunya justru sudah melewati angka 8 megapiksel, memberi kita sebuah jawaban atas pertanyaan yang sudah lama bergulir: "Berapakah kemampuan rekam yang ideal pada kamera digital?"
Kapasitas
Sebuah kamera digital yang kemampuan rekamnya besar, akan menghasilkan gambar yang bisa dicetak besar. Namun, besar itu seberapakah batasnya?
Kemampuan rekam yang besar akan menghasilkan file foto yang besar pula. File foto yang besar memerlukan tempat penyimpanan yang besar, dan juga membutuhkan waktu lebih lama untuk memprosesnya. Selalu ada kerugian pada setiap keuntungan. Maka, orang lalu mencari ukuran kemampuan rekam ideal untuk kamera digital. Kemampuan rekamnya harus cukup baik, tapi dengan ukuran file foto yang tidak terlalu besar.
Pengalaman menunjukkan bahwa kamera dengan kemampuan rekam 3 megapiksel sudah menghasilkan gambar sangat bagus untuk dicetak 20 cm x 30 cm. Sedangkan kamera dengan kemampuan rekam 6 megapiksel bisa menghasilkan gambar dengan mutu baik sampai ukuran 40 cm x 60 cm. Ada catatan untuk hal ini. Foto yang membutuhkan mutu sangat tinggi, misalnya sampul majalah seni, memang tetap membutuhkan file foto dari kamera di atas 16 megapiksel. Namun, kebutuhan seperti ini pasti tidak sampai seperseribu daripada kebutuhan fotografi secara umum. Bagaimanapun, tolok ukur normal memang harus menjadi pertimbangan untuk sebuah keputusan yang umum.
Maka, pertimbangan "hanya" menempatkan Lumix L1 pada kelas 7,5 megapiksel bisa diyakini sebagai upaya pengoptimalan mutu dan efektivitas penyimpanan foto digital. Kehadiran Lumix L1 memang sebuah langkah besar pada perkembangan fotografi digital.
Penulis: Arbain Rambey
Sumber: Kompas
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda